Sejarah Kemerdekaan Indonesia: Perjuangan Panjang Menuju Kebebasan
Perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia adalah sebuah narasi epik yang sarat pengorbanan, semangat kebangsaan, dan diplomasi yang gigih. Perjalanan ini melintasi berabad-abad penjajahan, terutama di bawah kekuasaan Belanda, hingga mencapai puncaknya pada 17 Agustus 1945.
1. Masa Pergerakan Nasional (Awal Abad ke-20)
Perlawanan fisik yang bersifat kedaerahan di masa-masa awal penjajahan mulai bertransformasi menjadi perjuangan yang terorganisir dengan kesadaran nasional.
- Kebangkitan Nasional (1908): Ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo, organisasi modern pertama yang berfokus pada pendidikan dan kebudayaan, menyulut kesadaran bahwa perjuangan harus dilakukan secara terstruktur dan nasional.
- Sumpah Pemuda (1928): Kongres Pemuda II melahirkan ikrar monumental “Sumpah Pemuda” yang menegaskan tiga prinsip persatuan: satu tanah air (Indonesia), satu bangsa (Indonesia), dan satu bahasa persatuan (Bahasa Indonesia). Momen ini adalah tonggak penting dalam pembentukan identitas nasional.
- Peran Tokoh Kunci: Tokoh-tokoh seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan lainnya mendirikan berbagai partai politik (seperti PNI) dan organisasi pergerakan, meskipun sering kali berakhir di penjara atau pengasingan oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
2. Masa Pendudukan Jepang dan Persiapan Kemerdekaan (1942–1945)
Kedatangan Jepang membawa perubahan besar. Meskipun membawa penderitaan baru (kerja paksa, Romusha), janji kemerdekaan dan pelonggaran terhadap kegiatan politik Indonesia menjadi momentum emas.
- Pembentukan Badan Persiapan: Jepang membentuk beberapa badan, yang terpenting adalah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada Maret 1945, yang bertugas merumuskan dasar negara (Pancasila) dan UUD 1945.
- PPKI dan Peristiwa Rengasdengklok: Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, terjadi ketegangan antara Golongan Tua (Soekarno-Hatta) yang ingin kemerdekaan melalui jalur PPKI, dan Golongan Muda yang mendesak proklamasi segera tanpa campur tangan Jepang. Puncaknya, Golongan Muda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 untuk meyakinkan mereka.
- Penyusunan Teks Proklamasi: Malam hari 16 Agustus 1945, teks proklamasi disusun di rumah Laksamana Tadashi Maeda oleh Soekarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Soebardjo.
3. Proklamasi dan Revolusi Fisik (1945–1949)
17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah ketika Soekarno didampingi Mohammad Hatta membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Namun, kemerdekaan bukanlah akhir. Belanda, yang diboncengi oleh Sekutu (NICA), berupaya kembali menduduki Indonesia. Periode ini dikenal sebagai Revolusi Fisik (Perang Kemerdekaan).
| Peristiwa Penting Pasca-Proklamasi | Keterangan Singkat |
| Pertempuran Surabaya (10 Nov 1945) | Perlawanan heroik rakyat Surabaya melawan Inggris-NICA, dipicu oleh Resolusi Jihad. Diperingati sebagai Hari Pahlawan. |
| Perjanjian Linggarjati (1947) | Pengakuan Belanda atas wilayah de facto RI (Jawa, Sumatera, Madura). |
| Agresi Militer Belanda I & II | Serangan militer besar-besaran Belanda ke wilayah RI, termasuk penangkapan Soekarno-Hatta. |
| Perundingan Roem-Roijen & KMB (1949) | Serangkaian diplomasi yang berpuncak pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. KMB menghasilkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 27 Desember 1949. |
Perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah kombinasi dari kekuatan militer rakyat di medan perang, persatuan kaum muda, dan kecerdasan para diplomat di meja perundingan, yang pada akhirnya mengukuhkan posisi Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.